Trabas Sinunukan, Tertantang Menembus Trek Terjal Hutan Gonting.
TRABAS – Menjelajah alam dengan menggunakan motor trail memang menyenangkan, seperti yang dilakukan komunitas Trabas Sinunukan, Bertrail-ria menembus medan jelajah yang spesifik di kawasan hutan dengan berbagai kesulitannya yang cukup menantang dan memacu adrenalin, sebanyak 8 rider menggelar adventure touring melintas hutan desa Gonting, Minggu (25/09) pagi, memang pesertanya tak sebanyak trip-trip trabas sebelumnya yang biasanya 20-25 riders, karena trip kali ini bisa dikatakan mendadak dan tanpa perencanaan.
Team Trabas Sinunukan |
Namun yang menarik, aksi geber kuda besi kali ini diikuti oleh Anggota DPRD Bapak Lias Siswandi, ia menyatakan sengaja bergabung dengan komunitas trail, karena ingin melihat langsung kondisi hutan di daerah, sekaligus mendekatkan diri pada alam.
"Saya sangat mengapresiasi kegiatan seperti ini, ini sangat membantu untuk memperkenalkan kepada peserta ataupun masyarakat dari luar daerah tentang keindahan bumi Madina, kegiatan ini juga untuk melepas penat dari rutinitas harian,” tuturnya.
Rute geber Trabas kali ini dimulai dari Sinunukan-Ranto Panjang - Gonting - Simp. Nunur - Simp. Gambir - Natal - Gruti dan kembali ke Sinunukan. jalur yang dipilih tersebut tidak termasuk ekstrim, namun cukup licin, mengingat lintasan dalam kondisi basah karena hujan yang mengguyur semalaman.
Team berangkat dari bengkel Bang Fauzi memasuki jalan perkebunan sawit PT. Sago Nauli dari sini kita sudah bisa membetot gas sepuasnya, namun harus tetap berhati-hati karena di jalan perkebunan seperti ini, kita tidak berjalan di sisi kiri seperti jalan umum biasanya tapi harus mengikuti alur tanah, belum lagi batu atau tanah terbang dari motor didepan, atau bisa saja ada karyawan perkebunan yang tiba-tiba melintas.
Memasuki Desa Ranto Panjang, jalur yang dilalui sekarang menjadi jalanan keras berbatu yang banyak bekas aliran air hujan di tengahnya, namun kita tetap bisa memacu motor dengan kencang. team memasuki jalan single track yang tampaknya baru selesai didozer, disini nuansa offroadnya baru terasa, mengikuti teman-teman yang sudah berpengalaman merupakan moment yang paling mengasyikan di single track seperti ini,
Jalan menuju desa Gonting sebenarnya cukup lebar namun seperti umumnya jalan yang jarang dilalui, medannya banyak batu-batu dan kolam2 kecil ditengah jalan. sedikitnya, ada 5 tanjakan yang ada. Mulai dari tanjakan dengan tanah berbatu, lumpur dan tanah liat, melewati desa Gonting barulah petualangan sebenarnya dimulai, jalurnya benar-benar seru melalui jalan yang hampir setapak yang kiri kananya hutan belukar, jalan berlumpur, tanjakan berbatu dam licin. di sini jalurnya benar-benar membutuhkan tenaga dan skill yang tinggi.
Trek Hutan Belantara |
Setelah menuruni turunan panjang berbatu yang miringnya hampir 75 derajat kami harus melewati jembatan kayu yang sudah berlubang-lubang, cuma satu papan saja yang masih bisa dilewati, salah satu ban teman kami terperosok kedalam lobang masih untung dia tidak jatuh ke sungai, setelah bahu-membahu menyebrangkan motor2 kami, belum habis rasa deg-degkan team kembali dihadapkan pada trek maut, kami harus melewati tanjakan batu yang panjang dan sifatnya meliuk-liuk benar-benar menguras tenaga, motor pun sempat melewati jalur dan akhirnya ada yang masuk jurang sejauh 3 meter (Alhamdulillah masih aman).
setelah kurang lebih 2 jam di uji dengan trek2 yang menantang dan melelahkan team mendapatkan jalur yang indah banget, kurang lebih 4 kilo sebelum memasuki Simpang Nunur ada kawasan hutan yang jalurnya sangat licin karena berlumut dan ternyata di situ ada sungai yang indah banget, di sini kita bisa mandi, bersihin badan atau menyegarkan badan.
Memasuki desa Simp.Nunur tampaknya warga akan mengadakan upacara adat, terlihat banyak warga desa yang berkumpul dan memasak sesuatu diwajan yang besar. desa ini lumayan rame. Tujuan kita pertama tentunya adalah warung minum karena ternyata ada yang sakau sama es hhe..
setelah kurang lebih 2 jam di uji dengan trek2 yang menantang dan melelahkan team mendapatkan jalur yang indah banget, kurang lebih 4 kilo sebelum memasuki Simpang Nunur ada kawasan hutan yang jalurnya sangat licin karena berlumut dan ternyata di situ ada sungai yang indah banget, di sini kita bisa mandi, bersihin badan atau menyegarkan badan.
Memasuki desa Simp.Nunur tampaknya warga akan mengadakan upacara adat, terlihat banyak warga desa yang berkumpul dan memasak sesuatu diwajan yang besar. desa ini lumayan rame. Tujuan kita pertama tentunya adalah warung minum karena ternyata ada yang sakau sama es hhe..
Minum Es Dulu Froh.. |
setibanya di natal pertama yang kami cari adalah rumah makan, karena cacing dalam perut sudah berdemo tak bisa diajak kompromi "Turunkan nasi kami..! turunkan nasi kami..!" hihii..
kami memilih sebuah kafe makan sederhana di pinggir pantai yang menunya sih biasa saja tapi pemandangannya aduhai harus bilang Woww-lah pokoknya bikin betah, suasana pantai yang nyaman dengan hembusan bayu yang sepoi-sepoi pada pohon-pohon kalapa, memanggil rasa ingin menyatu dengan damainya alam. Suara deburan ombak yang berkejaran seakan-akan seakan-akan membawa kita pada suasana syurgawi dan terlepas dari seribu macam persoalan dunia yang menghimpit.
Makan Siang Di Tepi Pantai Langgunai Natal |
Mbak Turis Bermain Dengan Anak2 Desa Setempat |
Minta Fotonya Dulu ya Mba Turis |
Tak lama setelah kami melanjutkan perjalanan kita sudah tiba di Muara Natal, dan langsung menuju ke penyebrangan karena kita akan meyebrangkan motor dengan kapal kayu kecil, yang menurut penulis lebih serem daripada harus melewati trek paling extrem yang pernah dilalui.
Nyebrang Di Muara Natal, Seremm.. |
Setelah menyebrang kami lanjutkan memelintir gas menuju Sinunukan melewati jalan perkebunan PT. Gruti yang debunya bukan main ngebulnya, awal-awal kami rebutan ngambil posisi didepan supaya terhindar dari debu namun ternyata teman yang lain juga berfikiran sama sehingga banyak yang menyusul. Hingga akhirnya beberapa dari kami mengalah dan memilih menjauh supaya agak berkurang debunya. ketika sampai di simpang ke arah Sinunukan 1 kita saling menertawakan melihat muka yang penuh debu, kami disini berhenti agak lama karena menunggu kawan kami yang terlewat karena keasikan memutar gas.
sampai di Sinunukan 1 kami mampir dikediaman Bapak Lias, sambil melepas penat dan bercerita ngalor ngidul sembari menikmati es yang menyegarkan, ditambah gorengan hangat membuat suasana makin akrab.
Tak terasa hari hampir gelap ketika kami pamit meninggalkan kediaman Bpk. Lias dan kembali memutar gas menuju rumah masing-masing,
Itulah sepengal pengalaman kami generasi yang menolak untuk melupakan kebahagiaan sebagai manusia yang menjadi bagian dari alam, seperti halnya makhluk hidup lainnya, adalah bagian yang tidak terpisahkan dari alam raya ini. Kami, memilih menjadi manusia yang dekat dengan alam raya. Dekat dengan lumpur, debu, gunung dan hutan.
Saya yang baju hitam pemirsa hhe |
Komentar
Posting Komentar