Pendakian Sorik Marapi 170815

Lewat post kali ini, saya mau berbagi cerita dan pengalaman saya mendaki gunung sorik marapi pada 17 Agustus 2015 lalu yang merupakan pengalaman saya yang kesekian kali dari seluruh pendakian saya, wah lumayan Prestasi juga nih! Hhe.. Ga pernah kepikiran dan nyangka juga kalau akhirnya saya punya hobi mendaki gunung bercapek-capek ria dan menahan hawa dingin khas gunung.
Dan dulu gunung yang menjadi saksi sejarah my first summit adalah gunung sorik marapi, dan pendakian kali ini bersama Komunitas Pecinta Alam Sinunukan ( Kompas ) adalah pendakian saya kedua kalinya untuk gunung sorik marapi.
Masih teringat kejadian beberapa hari lalu dengan penuh kaharuan dan kebahagiaan berikut saya ceritakan..

16 Agustus 2015
Siang itu ketika hiruk pikuk warga sinunukan sudah semakin sibuk dengan aktifitas masing2, suasana jalan sudah berubah menjadi kawasan padat dan bising yang menemani saya dan tim Kompas dalam perjalanan menuju desa sibanggor dalam rangka pendakian bersama gunung sorik marapi, bagi saya kesan mendaki gunung kali ini begitu beda, karena bertepatan dengan hari Kemerdekaan Republik Indonesia, kami ingin mengibarkan bendera Merah Putih di puncak tertinggi di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. 
 
Sebagai informasi Gunung Sorik Marapi adalah sebuah gunung yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Batang Gadis, secara administratif berada di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Merapi, Kabupaten Mandailing Natal. Sorik Merapi merupakan gunung berapi aktif yang berketinggian 2.145 mdpl. tercatat pernah meletus sebanyak tujuh kali. Masing-masing pada tahun 1830, 1879, 1892, 1893, 1917, 1970, 1986 dan terakhir pada tahun 1987. Pada letusan terakhir, Sorik Marapi memuntahkan debu dan lahar panas yang mengalir sampai ke Kabupaten Pasaman di Sumatera Barat.
Total kami berangkat dari Sinunukan 9 orang yaitu Bang Amri, Megi, Romi, Gito, Rizky, Surya, Iqbal, Erik, dan saya sendiri, ditambah 3 orang kawan dari Sidempuan dan 1 dari Medan ikut bergabung dalam tim kami, jadi total kami satu rombongan ada 15 orang termasuk 2 orang pemandu jalan,
Yah meskipun Gunung Sorik Marapi masih dibilang merupakan untuk pendakian kelas amatir, cocok untuk pemula, yang penting akhirnya kami bisa “menggapai” puncak sebuah gunung juga, toh emang kami masih newbietol kalo urusan naik gunung hhe…
Ringkasan Perjalanan
Meeting point terakhir kami adakan malam hari tanggal 15 agustus 2015 pukul 21.00 wib di warung degan mas eko di simpang pertigaan SMA N1 Sinunukan, setelah semua persiapan di rasa cukup, keesokan hari tanggal 16 kami berangkat dari Sinunukan menuju Desa Sibanggor, sepanjang perjalanan kami diguyur hujan lebat, dan bebrapa kali bocor ban "ah sebuah perjalanan yang berat" pikir saya dalam hati memikirkan teman2 yang baru pertama kali akan mendaki gunung, namun alhamdulilah semangat kami tetap berkobar karena perjalanan yang sesungguhnya baru akan dimulai esok hari.
Pukul 18.30 wib sampailah kami di Desa Sibanggor dan malam itu kami menginap di rumah salah satu rumah teman saya "Hamzah" yang asli orang Sibanggor, sebelum istirahat kami sempatkan mandi air panas di salah satu pemandian air panas yang ada di sibanggor, nyaman sekali rasanya badan yang pegal2 berendam di air yang hangat bercampur belerang.
Perjalanan “naik gunung” akan dimulai Senin pagi pukul 06.00, jadi waktu tersisa yang ada digunakan untuk istirahat (tidur) sangat singkat beberapa jam saja, pagi jam 5an kami sudah sibuk mempersiapkan segala sesuatunya & cuci muka (cukup cuci muka, kalau mandi pikir-pikir dulu deh…, airnya seperti air es! :)) )
Sekitar jam 5.40 pagi, kami menuju ke pos pertama untuk bertemu dengan pemandu jalan kami, yang jaraknya hanya beberapa puluh meter dari lokasi kami menginap. Di pos pertama ini kami mendapat pengarahan singkat, dan selanjutnya… the journey begins!

17 Agustus 2015
Tujuan pertama perjalanan adalah menuju Batu Belerang, yaitu tempat peristirahatan pertama para pendaki sebelum memasuki kawasan hutan taman nasional muara batang gadis, pendaki sering menyebutnya gerbang rimba,
Sebelum berangkat awalnya kami ada tawaran dari pemandu tim kami apakah kami mau “mengejar” sunrise di batu belerang atau tidak. Kalau mau mengejar sunrise, artinya kami harus bangun pagi-pagi banget sekitar jam 04.00 dini hari sebelum subuh dan melanjutkan perjalanan ke puncak. Tapi… karena kecapekan, maka dari grup kami tidak ada yang minat mengejar sunrise! :)) semua kepikiran untuk tidur nyenyak saja lah malam itu. hahaha…  :)) – padahal setelah selesai mandi air panas dan makan malam, kita semua langsung tidur – kondisi baru jam 10an malem :))
Meskipun sudah menggunakan baju 2lapis (termasuk jaket) dan tidur menggunakan sleeping bag, pada tengah malam dinginnya suhu di sibanggor masih berasa banget, yang membuat saya harus terbangun beberapa kali saking dinginnya. Tapi begitu bangun pagi sekitar pukul 5an, cuaca berasa segerrr banget! Suhu yang berasa adem-adem sejuk, ditambah sinar matahari pagi yang baru mau terbit plus udara pegunungan yang masih bersih (banget), perfect lah!!
Perjalanan menuju puncak pun dimulai. Sekitar 4,5 jam pendakian, alias jam 10.30an pagi kami berhasil mencapai puncak Sorik Marapi!!! :dancing: Puncak Sorik Marapi ini memiliki ketinggian 2.145 MDPL.

Betapa senang bangganya kami saat itu bisa berada di puncak tertinggi di mandailing natal walaupun kami agak telat karena kami tidak sempat mengikuti upacara pengibaran bendera sepanjang 50 meter di puncak Sorik Marapi, dengan para pendaki lain yang datang dari berbagai daerah. Walaupun demikian tidak mengurangi rasa senang saya dan teman2 bisa berdiri di puncak diantara gumpalan awan dan udara yang dingin adalah sebuah kebanggan tersendiri,

bergantian kami mengibarkan bendera merah putih, bendera kebanggaan bangsa ini, Merdeka..! Merdeka Negaraku, Merdeka Bangsaku … Dirgahayu Republik Indonesia ke 70. Terima kasih Indonesiaku dengan segala keindahannya, dan aku berjanji untuk terus menyusuri tempat indah lainnya, menjaga dan menceritakannya kepada semua orang di dunia ini bahwa Indonesia memang Indah. 
 
Setelah puas foto-foto, haha hihi, makan, ngopi-ngopi, ngobrol2 sama pendaki dari daerah lain, mandi di telaga yang ada dipuncak, langsung deh kami melanjutkan perjalanan. Dari puncak sekitar pukul 02 siang kurang-kurang dikit, kami langsung “turun gunung”  Perjalanan turun gunung ini walaupun lebih ringan tapi kami masih harus berjuang, karena hujan sesekali turun, membuat kami berjalan di tengah hutan dengan kondisi tanah becek, berlumpur dan sering juga batu-batu dan akar pohon menjadi licin. Dan akhirnya sekitar pukul 5.30 sore kami (baru) sampai di bawah….
Setelah menyelesaikan semua administrasi, pukul 20.00 wib kami berangkat pulang menuju Sinunukan, dalam perjalanan pulang kami mampir di sopotinjak untuk makan malam, kami sampai di Sinunukan kira2 pukul 23.30 wib, banyak cerita yang kami dapat hari itu walaupun badan pegel, kaki setengah pincang, mata berasa sepet… hahaha… :))
Tapi percayalah ini ga akan terlupakan seumur hidupmu kawan, Salam Lestari...(Cs).




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melihat Pesona Pohon Menari Di Pantai Sikara-Kara

Aku & Sinunukan Dalam Potret

Potret Hitam Putih Kehidupan