Edisi Rindu Jakarta

Nonton Inbox di monas
Ada satu pepatah yang sering kita dengar terkait dengan Jakarta, " Sekejam-kejamnya ibu tiri, masih lebih kejam ibukota”.
Sebagian orang mengamini pepatah tersebut dan faktanya dalam keseharian mereka mengalami kerasnya hidup serta berbagai hal yang akhirnya membuat mereka perlahan keluar dari kota ini. Namun tak sedikit juga yang tidak terpengaruh dengan berbagai kisah pilu di sini, mereka berbekal mimpi berduyun-duyun memadati kota yang semakin sesak ini.
Lalu seperti apa Jakarta menurut pandangan saya? Dalam hati saya yang paling dalam tidak bisa mengingkari kota ini tidak senyaman sinunukan sumatera utara tempat saya lahir dan palembang kota masa kecil saya, atau semarang kampung halaman orang tua saya, Namun saya juga tidak bisa memungkiri disaat saya jauh dari kota ini ada satu kerinduan untuk kembali. Satu perasaan yang mungkin tak pernah saya rasakan sebelum beberapa tahun yang lalu ketika memutuskan merantau ke kota ini.

Sebelum itu membayangkan ibukota yang terbersit adalah ketakutan, kesumpekan, keruwetan. Ketakutan yang disebarkan berita-berita kejahatan yang saya baca atau lihat di media elektronik. Kesumpekan muncul ketika membayangkan konon orang Jakarta tinggal di gang-gang sempit, pinggiran rel, daerah-daerah kumuh dan hanya orang kaya yang bisa punya rumah yang lebih layak. Sedangkan keruwetan muncul membayangkan bagaimana rasanya berkendara di Jakarta? mobil, bis, motor, truk tumpah ruah di jalan hampir setiap hari dan setiap saat, lalu pertanyaanya sekarang kapan saya mulai suka atau lebih tepatnya jatuh cinta dengan kota ini? Semua sebenarnya melalui sebuah proses tepat seperti satu pepatah “tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta,”. Ketika saya mulai mengenal kota ini, seluk beluk mulai dari kejahatan, peluang, fasilitas, ternyata tanpa sadar timbul perasaan nyaman.
Dulu saya begitu gugup berkendara di Jakarta naik sepeda motor. Berjalan kaki sendiri di sebuah daerah barupun timbul was-was yang berlebihan. Saya juga masih ingat rasanya pertama kali naik angkot sendirian, bayangan dan imajinasi aneh-aneh langsung muncul. Perlahan rasa tersebut hilang dan ketika menemukan tips-tips dan trik untuk menikmati fasilitas dengan aman dan nyaman akhirnya terkadang rasa takut dan was-was bisa berubah 180 derajat. Satu hal lagi tentang kota ini yang membuat saya rindu, saya menemukan sahabat-sahabat baru tak hanya satu dua bahkan cukup banyak. Bersama merekalah saya sering menikmati kota ini.
Halan2 ke bogor, cowoknya ada dua loh, yg atu motoin :)
Jakarta dengan segala kurang dan lebihnya tetaplah magnet yang mampu menarik jutaan warga baru. Namun banyak hal yang tak boleh terlupa, butuh tak sekedar niat saja untuk bisa bertahan di kota ini. Butuh kerja keras agar tak menjadi benalu yang menambah beban masalah, tak hanya bagi pemerintah namun juga masyarakat jakarta sendiri. Terakhir perlu mengenali seluk beluk Jakarta untuk bisa sekedar antisipasi dari sumber yang benar dan selalu waspada tetap perlu meskipun kita sudah merasa aman dan nyaman di kota ini.

Saya sedang rindu Jakarta saat ini...
Orang jawa bilang "Urip iku Sawang - Sinawang, (Hidup itu saling melihat)". ungkapan rumput tetangga lebih hijau  pun dalam keadaan tertentu menjadi tak terbantahkan, tidak jarang saya mendengar keluhan2 tentang jakarta, yang macetlah, banjir, atau harga properti yg luar biasa mahal.
Hehehe , menurut saya sangat manusiawi kalo orang ngeluh tentang sisi semrawut Jakarta, selama ga berlebihan , atau mungkin engga bisa melihat sisi indah jakarta karena berada di jakarta bukan menjadi keinginan prioritas . .
Kayak saya dulu hehe.. ketika masih awal2 ada di Jakarta. Dan itu bikin saya subyektif menilai Jakarta, empetnya mulu. Dan memang, jika sesuatu udah jadi rutinitas , kerap rasa bosen itu dateng dan jadi memancing keluhan. Dulu, pas saya masih di Jakarta dan jauh dari kampung halaman, bawaannya kangeeen mulu kampung halaman. Tp sekarang ? Saya lagi rinduuuu banget ama Jakarta . . . .

Saya rindu kamar kos nomor 02 , ukuran 6x4 yang nyamaaaan banget. .
Saya rindu jalan2 pagi di PIK, sarapan nasi uduk, bubur ayam komplit pake sate telur puyuh, bebek goreng, nasi kuning, ketoprak, dan segala macam makanan yang sepagi itu sudah tersedia di gerobak untuk disantap bertemankan teh hangat . .
Saya rindu teman2 SPM dan SPG di DHI yg macem2 kelakuannya, saya rindu kios mamang yg sering saya bon mie ayamnya, basonya alhmdulilah ga pernah ( Ga doyan baso soalnya saya hhe..) Saya rindu keliling jakarta naek busway senja harii. Saya rindu berkeliling kota tua lihat musisi regae jalanan. Saya rindu kopaja pagi- pagi dimana masih ada sedikit udara segar menyusup, Saya rindu atri di halte harmoni yg lamanya bisa berjam-jam . .
Saya rindu nongkrong di waduk dengan bias lampu2 gedungnya. Saya rindu berkeliling season city, berkeliling tanpa membeli apa - apa , berakhir dengan 2 paket Mantap Paket Hemat Hoka- Hoka Bento . .
Saya rindu asemka Sabtu / Minggu siang hari, menemukan surga kecil diantara harga pernak pernik yang ada, Saya rindu mengujungi teman2 di ragunan hha..:D 
Saya rindu ngopi- ngopi cantik di atas jembatan Telukgong atau menonton film di bioskop XXI . .
Saya rindu terjebak di tempat kerja karna ganasnya hujan, lalu menyusuri dunia maya berteman teh hangat dan mie rebus cabe rawit dengan telur mata sapi di kios bang dedi yg kata para SPG agak jorok orangnya. .
Saya rindu pemandangan Jakarta senja hari dari pantai mutiara, Saya rindu kerang rebus di muara baru kesukaan resti temanku.
Saya rindu warna warni monas di malam hari dengan tarian air mancurnya setiap malam senin, romantis..
Saya rindu menhabiskan malam di bundaran HI. Saya rindu panggilan iphone 116 dari bagian informasi tempat kerjaku dulu.
Saya rindu makan bareng teman2 saat istirahat kerja di nasi uduk ujung jalan.
Saya rindu, homza, ida, dahlia, mba juve, mba ayu, yana, yuyu, avri, puput, resti, sunny, kiki, teh leha, intan, aini, asih, arumi, endang, iin,  muksin, chorik, imam, heru, andi, buni, hendri, bang ari, paijo, hendro, ahh banyak lg yang ga bisa saya sebutin satu2 disini, dan spesial saya pastinya rindu banget si geulis rina, rina yang buat saya patah hati hikhik☺, saya juga rindu omelan bu hotmi kabag personalia yang kata anak2 galak, saya juga pengen berbuat baik  bantuin spg2 ngebendit barang2 promosi, rindu di marahin pak suratno karena ngebantuin mereka, padahal saya kan berbuat baik, tp saya sadar itu memang sudah menjadi tugasnya sebagai supervisor ..
Saya juga sangat rindu keluarga angkat saya dari banten, emak murdah yg bae banget udah menganggap saya anak sendiri, terimakasih mak saya tidak bisa balas apa-apa..;(, Ahh saya rindu di panggil A'a sama ade2 angkat saya..

Ahh pokoknya saya rindu... Saya rindu Jakartaaaa... Boleh kan ?
Bukan berarti saya gak bahagia disini , tapi kangen kan manusiawi. Saya ga pengen sih netap di jakarta, cuma kalo sering icip - icip sisi indah Jakarta, boleh donk...
Satu hal disini saya selalu merindukan jakarta dengan segala kenangannya, saya harap jakarta juga merindukan saya..
kalau ada sumur diladang, bolehlah kita menumpang mandi, kalau ada umur panjang, Jakarta insyallah suatu saat saya akan berkunjung kembali..
Dia nih yg paling dikangenin :)*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melihat Pesona Pohon Menari Di Pantai Sikara-Kara

Aku & Sinunukan Dalam Potret

Potret Hitam Putih Kehidupan