Titip Rindu Untuk Desaku, Sinunukan

Titip Rindu Untuk Desaku

Hari ini genap lebih dari 36 Purnama kutinggalkan desaku
Meskipun rindu aku tak akan kembali
Sebelum awan putih dibalik gunung itu merayuku tuk kembali,
Dan pucuk sawit menyapaku di subuh hari
Desaku kini kian sepi karena aku tak ada disana
ahh, itu hanya perasaanku?

Di parit2 keruhmu dulu kuhabiskan masa kecilku
Menjerat burung ruak-ruak dan mencari sarang manyar
Kepada angin senja ibukota sore ini,
Kutitip rindu buat desaku,
Dan petani dikebun yang sering beradu mulut denganku dulu
karena tanamannya sering kami jadikan sasaran penunda lapar kami anak2 nakal
Kepada bulan, terangilah penduduk desaku
Yang sering ngobrol ngalor ngidul

Aku sadar tak banyak yang bisa kuperbuat untuk memperindah desaku
Indah seperti buih-buih beterbangan menuju angkasa
Maukah engkau seperti itu desaku?
Ataukah sebenarnya engkau hanya meminta uang saja?
Berapa desaku? katakan saja padaku
Kan kusampaikan pada negaraku
Daripada uangnya terbuang-buang sia-sia mengurus kesia-siaan
Lebih baik untuk memperdamai desaku
Dengan canda tawa si ucok bermain bola
Di lapangan berumput jarum di depan rumahku
Tempatku berkelahi dengan kawanku dulu.
Untuk siapa saja, Kutitip rindu buat desaku..


Jakarta, 010412
Choyrul Sholeh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku & Sinunukan Dalam Potret

Potret Hitam Putih Kehidupan

Melihat Pesona Pohon Menari Di Pantai Sikara-Kara