Ceritaku Dari Pantai Carita

Wisata ke Pantai Carita adalah salah satu kunjungan paling menyenangkan dalam hidup saya, Saya yang asli Sumatra Utara sangat bersyukur mempunyai orang tua angkat (Ibu Murdah) dari daerah Banten, saya punya cerita tersendiri. Kawasan yang dekat dengan Gunung Krakatau ini lebih bersih dari Pantai ancol di jakarta hhe.. Perjalanan dari Jakarta sekitar 4 jam jika melewati jalan tol. Saya dan emi adik angkat saya berkunjung ke Carita saat H+2 libur lebaran tahun 2013 lalu, Dari desa ibu angkat saya (Jalupang) kami berangkat sekira pukul 09:01, setelah beberapa jam motor kami melaju sampailah kami di Carita, konon berbagai macam fenomena alam dapat kita saksikan dari sini seperti Sunset, Anak gunung krakatau, juga gemerlap plankton bagai kilauan permata di biru permadani laut saat bulan purnama adalah beberapa bagian sajian alam yang dapat kita saksikan laksana simphony nature di sepanjang Pantai Carita.
Terletak di bibir Selat Sunda Tanah Jawa bagian Barat, dengan hamparan pasir putih yang landai dan barisan pohon pantai nan rindang merupakan salah satu keunggulan Pantai Carita. Tak salah lagi kalau banyak turis domestik maupun turis mancanegara yang berkunjung di pantai ini.

 
Di sini kami diberikan kebebasan untuk berenang langsung di Pantai. Dengan adanya penjaga pantai, setiap pengunjung dapat berenang dengan aman dan nyaman, Bagi yang ingin berenang menggunakan papan pelampung, di tempat ini banyak tersedia matras selancar dengan harga yang amat merakyat. Cukup mengeluarkan dua lembar uang lima ribuan rupiah, kita bisa menggunakan sepuasnya.
Ga sabar rasanya saya ngeliat pantai. bagi saya pantai adalah hal yang luar biasa, merasakan angin yang sejuk, suara ombak yang menenangkan dan sangat ramah, tidak seperti di Ancol hehe… Ombak memanggil-manggil kami mengajak untuk segera bermain. Saya gak tahan lagi pengen ngerasain dinginnya air laut. Kami berlari menuju air laut. Bersentuhanlah kakiku sampai betis dengan air laut. Hal pertama yang aku rasakan adalah…. Perih karena jempol kakiku ada luka hehehe.. Tapi lama kelamaan aku merasa sangat nyaman berjalan di pesisir pantai.
Kami jalan-jalan aja dari ujung kanan sampai ujung kiri batas pantai carita. Foto-foto pun gak kami lewatkan haha… walaupun hanya kamera HP BB, lumayanlah buat kenang2an, Dan ternyata foto-foto emi lebih banyak dari foto saya hehehe. Emi nulis nama cowok yang dia suka di pasir. Untuk urusan itu saya gak ngikutin, coz kesannya alay banget, dan kebetulan saya lg jomblo hehe..

Ada banyak macem orang disana, ada yang menjajakan ban renang, papan selancar, banana boat, spead, perahu, makanan otak-otak, emping, pengemis, SPG kartu perdana As, jasa pijat, sewa tikar, sampai pengamen . Nyewa ban 15rb spuasnya, banana boat nawarin 100rb untuk 3 putaran buat 8 orang, Saya pengen naek banana boat tapi kami ga cukup orang, Lebih dari 5 tukang perahu nawarin kami untuk naik banana boat. Mungkin mereka melihat saya mupeng banget.
ada satu kejadian yang buat saya kesel. Ketika hendak menyebrang sungai kecil arah ke laut, saya melewati jembatan bambu dengan lebar 1 meter dan panjang 5 meter, saat saya lewat dijembatan itu, ada orang berkaos hitam nyamperin dengan nyolot, “lewat jembatan ini perorang 4rb”
Kemudian saya sahut “Nyari duit mah yang halal A’ jangan kayak preman gini.” Kataku.
“ini juga halal.” Kata dia.
Saya ga mau ambil panjang urusan ini, itung-itung sedekah aja.
Saya bilang ke emi yang ada di belakang. “Mie jangan lewat jembatan, lewat pesisir laut aja”.
Saat aku mau ngasih 4rb. Eh, Emi datang nyamperin aku lewat jembatan. Dengan santainya emi bilang “ada apa rul?”.
Dalam hati, “mie mie ngapain sih lu ikut-ikutan, gw jadi nambah 4rb lagi deh”. Melihat kedatangan emi. Datang lagi orang berbaju biru teman orang berkaos hitam. Dia menekankan kami untuk bayar. Aku kasih 10rb dan bilang “ambil aja sisanya.”
Mereka bilang makasih. Sedangkan saya masih mikir kok msh ada orang-orang yang kayak gitu.
“Sabar rul, rezeki gak akan kemana” emi bilang ke saya.
“Iya…” kata saya.
“Sabar … “ sambil nepuk punggung. Gak hanya dua kali, tapi lebih dari 3 kali dia bilang sabar ke saya.
Sampe saya jadi gak sabar lagi, dan bilang ke dia dengan agak kesal, “kalo lu bilang sabar terus, gimana gw bisa nikmati liburan mie, hadehh…”.
Dan emi menjawab sambil menepuk pundak saya, “Ok, sabar coy…”.
Hemph kalo bkn karena udah jd ade saya, rasanya pengen saya ceburin ke laut atau nimbun dia hidup2 di dalam pasir huhh…!
01:30 Matahari dengan sedikit berawan, msh terasa sangat terik, kami menyewa tikar 10ribu sepuasnya karena gak tega si Ibu yang jualan ngikutin terus, saat kami duduk2 sambil menikmati snack dan es campur, ketika asyik ngobrol2 datang 4 anak pengamen yang saya perkirakan msh duduk di sekolah dasar, mereka menyanyikan sebuah lagu “Yang Peting Heppy”nya Jamal Mirdad, Mereka menyanyikannya dengan sangat baik, permainan gitar ukulele dengan paduan ketipung kecil dari paralon WC (ga tau saya namanya) sangat pas dengan suara mereka, karena saya terhibur saya beri mereka 10 ribu, tentu mereka sangat senang, setelah mengucapkan terimakasih mereka pun berlalu..
Nah dari sini jika saya mendengar lagu “Yang Penting Heppy” saya selalu teringat kenangan disini, Di Pantai Carita.
03:01 Kami siap untuk berenang yeah… saya nyewa 2 ban 25rb. Saya seneng karena udah nawar yg tadinya 30rb. Pas udah saya bayar. Emi bilang “tadi ada yg nawarin gue 20rb.”
Sial… emi ga ngasih tau saya, padahal pas lagi tawar menawar dia ada di pinggir saya dengerin.
“udah sabar aja,,” kembali emi bilang itu berkali-kali. Gw ga bisa berkata-kata lagi. Selama kami duduk2 di tiker banyak penjual yang menawarkan dagangan, ada yang nawarin otak- otak.
-
“De mau otak-otak?”.
“Maaf Bu, saya udah punya di dalam kepala saya, hehe..”.
-
Ada yang nawarin emping. “A’ empingnya Buat oleh2, ayo A’..murah..”.
“Engga ah Bu, kalo empang saya beli bu, hehe..”.
-
Ada juga yg nawarin tato. “Aa’ mau di tato, gambar naga?” kata tukang tato.
“yah, A’ naga bonar mah apa bagusnya a’, kata saya ngeles hhe.”
“gimana klo nama pacarnya?”
“wah kalo itu mah udah terukir di hati saya a’..”
“Nama calon mertua aja gmna?”, kembali menawarkan.
“Bingung A’, calon mertua yang mana
hahaha…, Udah ah, saya memang gak suka di tato hehe..”. Akhirnya tukang tato pergi juga.
-
Ada juga tukang pijit, “De pijit yah, ama ibu…” Masang wajah memelas.
“Engga ah Bu, gak biasa di pijit”. Si Ibu mendekati gw sambil pegang-pegang pundak gw. Wah, ini mah mulai serem.
“Bu Maaf, beneran… saya memang gak suka dipijit-pijit..”.
Akhirnya si Ibu itu pun pergi, sebenernya saya suka aja sih dipijit hehe.. tapi ada dua faktor yang jadi pertimbangan, pertama, keadaan diri
memang lagi lelah dan butuh di pijit. Kedua, orang yang memijitnya hehe..
Emi berenang di laut duluan sedangkan gue jaga barang-barang . 
Saya kenalan sama keluarga yang pake baju merah semua. Aku pikir mereka kader PDIP hehe… Aku sedikit mengobrol dengan keluarga tersebut.
“Bu sudah biasa jalan-jalan ke pantai bareng keluarga yah…” tanyaku yang melihat satu keluarga yang terdiri dari 1 orang ibu, 1 orang bapak, 2 gadis manis, dan 1 bocah lelaki berumur sekitar 6 tahun.
“Iya kami biasanya jalan-jalan tiap dua minggu sekali.”
“Asalnya dari mana Bu?”
“Dari xxxxx (lupa lagi..). Ade dari mana asalnya?”
“Aku dari Medan Bu, tapi kerja di Jakarta, ke sini refreshing aja hehe…”
“Oh, Dari medan…”
“Iyah ibu… (Medan Pinggir2nya hehe…)”
“Oh gitu… Ade kelahiran berapa?”
Kaget juga aku ditanya umur, apa maksudnya yah… hmm…
“Menurut Ibu, saya kelahiran tahun berapa? Hehe”
“Kayaknya sih 90an yah..”
“hehehe,,,”
(Yes….) dalam hatiku. Emang wajahku selalu terlihat 3 tahun lebih muda hehe…
“Anak Ibu yang paling gede itu, kelahiran 91”,
sambil nunjukin anak gadisnya.
(Wah si Ibu langsung nawarin anaknya
hahahaha…)
“Oh, msh kuliah yah bu…”
“Iya, ngambil keguruan ngikutin Ibunya.”
“Oo, hemph…Oh, iya boleh saya titip barang2 kami bu, saya mau berenang?
“Oh, bisa de bisa”
“Terimakasih ya bu, Oh ya saya ada snack, nih…”. Aku ngasih snack Qtela ke anaknya yang paling kecil.
Si anak agak malu, tapi si Ibu menyuruhnya untuk mengambil dan mengucapkan terima kasih.
Akhirnya aku pun berenang dan merasakan segar dan dinginnya ombak pantai carita, pantai yg dahulu hanya ada dalam angan2ku, pantai yang dahulu hanya bisa kusaksikan di televisi, dan hari ini aku disini, seluruh penat, kesal, galau, ataupun yang berbau negative hilang terbawa ombak. Kalau untuk berenang bersama ombak recommended banget nih pantai soalnya gak ada karang-karang yang
berbahaya. 

Tapi kata penjaga pantai usahakan jangan lebih dari 10 m dari garis pantai terluar karena bisa terbawa ombak atau bisa tertabrak banana boat yang yang berlalu-lalang.
Tadinya kami berencana untuk melihat sunset. Tetapi karena cuaca agak mendung, dan kami juga sudah sangat puas dengan berenang di laut. Akhirnya kami memutuskan pulang habis Sholat Ashar, sebelumnya kami membilas tubuh kami dengan air tawar di ruangan2 bilas yg ada di sekitar pantai

Begitulah sepenggal kisah saya berkunjung ke pantai carita, memang melelahkan tapi ini sungguh tak akan terlupakan..
Dan keesokan harinya, saya juga mengunjungi tempat2 wisata lainnya di banten bersama kelurga besar Ibu2 angkat saya, antara lain di Sawah kabayan, Pantai Anyer, Pantai Bagedur Dll, nantikan cerita saya di tempat2 wisata lainnya di banten pada posting saya berikutnya..





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku & Sinunukan Dalam Potret

Potret Hitam Putih Kehidupan

Melihat Pesona Pohon Menari Di Pantai Sikara-Kara